HIKMAH RAMADAN
[DAY 10]
LIDAH
Salah satu hal yang harus dilakukan saat berpuasa adalah menjaga lidah. Supaya tidak bicara yang sia-sia. Apa lagi berbicara yang buruk. Seperti mengumpat, mencibir, mengolok-olok dan seterusnya.
Mengumpat menghanguskan pahala puasa. Di luar Ramadan saja tidak dianjurkan. Apa lagi di bulan penuh berkah itu. Ini adalah pelajaran penting yang hendak diajarkan dengan puasa. Yaitu tentang bagaimana menjaga kehormatan orang lain.
Ini penting. Terutama di masa seperti sekarang ini. Di mana nilai-nilai seperti ini sudah mulai rapuh. Di tambah lagi di era di mana media sosial sudah menjadi bagian dari kehidupan.
Di era seperti itu, mengumpat bukan hanya dilakukan dengan lisan. Tapi bisa juga dilakukan dengan jari jempol. Di depan layar telepon pintar. Yang tersambung ke berbagai penjuru dunia. Sehingga, segala umpatan bisa tersebar luas.
Contoh lain. Sama-sama memberi petuah, kita harus membedakan mana nasihat dan mana olok-olok. Sama-sama kalimat, jika diucapkan di hadapan orang banyak, itu bisa menjadi olok-olok, kalau merendahkan pribadi seseorang.
Orang yang bijak tidak akan melakukan ini. Mereka akan memilih mengajak ke tempat sepi. Menunggu kesempatan baik. Baru memberikan petuah. Supaya tidak merendahkan orang di hadapan orang lain.
Berbeda halnya dengan orang yang justru ingin mengolok-olok. Mereka justru akan dengan sengaja menunggu orang berkumpul. Baru mengucapkan kata-katanya di hadapan orang banyak. Untuk merendahkan seseorang. Mungkin juga untuk menunjukkan bahwa dirinya hebat.
Ini bukan soal apa-apa. Tapi soal kehormatan. Memang. Butuh kearifan yang tinggi untuk bisa memberi nasihat yang benar-benar nasihat. Karena kebanyakan orang, justru melakukan olok-olok yang dibalut dengan nasihat.
Orang-orang seperti ini, selain tidak tahu soal menjaga kehormatan orang lain, juga mungkin saja karena merasa dirinya hebat. Sehingga, boleh berkata buruk apa saja tentang diri seseorang. Termasuk terhadap saudara seiman.
Tapi. Seorang yang beriman tentu tidak akan goyah oleh olok-olok semacam ini. Karena yang berhak menilai hanya Tuhannya. Tuhan yang dia sembah. Tuhan yang memberikan segala padanya.
Tapi. Yang terpenting adalah. Bahwa orang yang mengolok-olok orang lain, sejatinya sedang mengolok-olok dirinya sendiri. Dia sedang menjatuhkan kehormatannya sendiri.
Selain itu, dia juga sedang menunjukkan keangkuhan dirinya. Seakan, dia orang yang paling hebat di permukaan planet ini. Sedangkan orang lain, adalah orang yang paling buruk di muka bumi ini.
Pelajaran sederhana, tapi penting. Yaitu bagaimana menjaga lidah, untuk menjaga kehormatan saudara seiman. Kita harus bisa menahan lidah agar tidak mengumpat, mengolok-olok, dan mengucapkan berbagai perkataan buruk lainnya. Terlebih lagi di bulan Ramadan. []
Catatan Ramadan M. Khusnul Khuluq, 2021.